0271 6881206 [email protected]

Candi Sukuh

Candi “saru” Nan Eksotis di Lereng Lawu

Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar

Candi yang satu ini begitu unik. Sangat berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Bentuknya hampir mirip dengan bangunan Suku Maya yang ada di Meksiko.

oleh | Jumat, 21 Juni 2019

Tampak depan bangunan utama Candi Sukuh yang ada di Lereng Gunung Lawu by adnannf

Tiket masuk Candi Sukuh

Turis domestik: Rp 7.000
Turis mancanegara: Rp 25.000
Kain Kampuh: Sukarela

Jam Buka Candi Sukuh

Senin – Minggu: 07.00-18.00

Tiket Parkir Kendaraan

Motor: Rp 2.000
Mobil: Rp 5.000
Minibus: Rp 10.000
Bus: Rp 15.000

Setelah melewati jalan naik turun dan menanjak serta melewati satu kali tikungan tajam, sampailah kami di parkiran Candi Sukuh. Lokasi parkirnya tidak begitu luas dan berada di samping kompleks candi. Setelah turun dari kendaraan, kami menuju loket masuk yang sempat kami lewati saat naik tadi.



Sunyi, sejuk, dan tenang. Kesan pertama kami saat menginjakkan kaki di tempat ini. Nampak dari kejauhan sekumpulan burung kecil terbang berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. Rumput hijau yang segar terlihat mengelilingi halaman candi. Sesekali angin yang membawa udara dingin, menerpa kulit kami menambah nyaman berada di tempat ini.

Akan tetapi, ada rasa yang menggelitik kami dan membuat senyum-senyum sendiri saat mulai memasuki halaman candi. Yah, karena banyak relief-relief yang begitu vulgar dengan memperlihatkan organ reproduksi manusia. Namun lama-lama kami pun mulai terbiasa dengan pemandangan tersebut.

Ralief Garuda di Candi Sukuh Instagram @wisatajiwa

Hal inilah yang membedakan Candi Sukuh dengan candi-candi Hindu lainnya yang ada di Jawa Tengah. Bahkan dengan candi-candi yang ada di Indonesia. Saat ini Candi Sukuh merupakan salah satu situs warisan dunia yang yang sudah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1995.

Selain tempatnya yang menawan, terdapat juga mitos yang cukup melegenda. Dimana ada satu relief yang dijadikan untuk melakukan tes keperawanan. Apabila seorang wanita melewati relief tersebut, lalu kainnya sobek dan mengeluarkan darah. Maka dinyatakan wanita tersebut masih perawan.

Banyak wisatawan yang penasaran ingin mencoba membuktikan mitos tersebut, namun banyak juga yang mengurungkan niatnya. Entah karena malu atau takut. Tapi kembali lagi, itu semua hanya mitos ya sob jangan terlalu percaya. Tetap percaya sama Tuhan Yang Maha Esa ya sob. hehehe.

Akan tetapi sekarang sudah tidak bisa lagi ya Sobat Jejaka. Karena relief tersebut sudah ditutup rapat dengan pagar kayu. Namun, mitos tersebut masih menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi tempat ini, selain suasana indah dan udaranya yang sejuk.

Teras Pertama atau paling bawah dari Candi Sukuh Instagram @handoyopratama57

Kompleks Candi Sukuh terdiri dari tiga tingkatan atau teras. Pada teras awal tempatnya tidak begitu lebar, dengan memiliki ketinggian sekitar dua meter. Di teras ini sobat Jejaka akan disuguhi prasasti pemugaran yang dilakukan pada tanggal 10 Desember 1982. Terdapat pula papan yang berisikan sejarah Candi Sukuh, dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Di teras pertama inilah Gerbang Utama berada.

Didalam gerbang utama ini terdapat relief yang menggambarkan berdirinya Candi Sukuh. Berdasarkan relief tersebut, diperkirakan candi ini berdiri pada tahun 1359 Saka atau 1437 M. Dan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada masa 1429 – 1446. Terdapat pula dua relief Garuda di kedua sisi gerbang, dengan bentuk sayap yang khas.

Gapura Utama Candi Sukuh Instagram @wiwienyuliani

Pada teras kedua, tempatnya begitu luas. Kanan kirinya dipenuhi rumput hijau yang segar dan merupakan bagian yang semi sakral. Terdapat relief pande besi. Yang memberi pesan, saat seseorang terkena kesulitan hidup untuk menghilangkannya, dapat melakukan upacara penyucian dengan menggunakan air suci.



Naik lagi sampailah kita di teras utama. Di sisi kiri terdapat relief-relief. Seperti, relief binatang, relief Kidung Sudamala yang terdiri dari lima deret ukir batu, arca tanpa kepala bersayap garuda, arca-arca penjaga, arca kura-kura, lingga, serta banyak lagi relief dan arca lainnya yang sangat menarik. Patung batu kura-kura berukuran besar di depan candi utama merupakan simbol Awatara Visnu.

Di teras ketiga inilah tempat candi utama berdiri. Di depan candi utama terdapat relief cerita Garudeya, relief cerita Ramayana, relief cerita Sudamala, dan Relief Cerita Bima Suci. Terlihat juga relief Garuda yang memiliki sayap hampir bertemu dengan kepala. Mengingatkan kita pada bentuk arca yang ada di kebudayaan Mesir kuno.

Sobat Jejaka juga bisa naik ke puncak candi loh. Yang pastinya pemandangannya tak kalah indah, apalagi jika datang di sore hari. Sobat semua bisa menikmati suasana matahari tenggelam yang sangat romantis dari atas Candi Sukuh. Namun jangan lupa selalu jaga kebersihan dan kesopanan ya sob.

Objek wisata Candi Sukuh ini sangat cocok untuk dikunjungi, terutama bagi sobat Jejaka yang mengaku pecinta sejarah. So Kapan kalian datang ke sini?

Rute Menuju Lokasi Candi Sukuh

Dari Palur – Melewati Jalan Lawu – ambil Jurusan Karangpandang – sekitar 500m belok kiri jurusan Kebun teh Kemuning – ikuti jalur sampai menemukan gapura Kawasan Candi Sukuh – masuk gapura – ikuti papan petunjuk hingga sampai di lokasi Candi Sukuh

Galery Foto Candi Sukuh

JELAJAH CANDI

Pin It on Pinterest

Share This