Kampung Sekar Jinggo Sekipan

Dari Skybridge hingga Sensasi Blusukan di Pedalaman
Area Hutan, Sekipan, Kalisoro, Kec. Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57792

Menyusuri Kampung Sekar Jinggo Sekipan, Tawangmangu, layaknya kita berada di pedalaman hutan Kalimantan. Bagi para pemburu foto sangat terpuaskan berada di wisata yang satu ini. Apalagi terdapat satu wahana yang tidak ada di wisata manapun di Karanganyar.

oleh | Rabu, 18 September 2019

Rumah Pohon di Kampung Sekar Jinggo Sekipan, Tawangmangu (Foto by Jejaka)

Tiket Masuk Kampung Sekar Jinggo

Tiket Masuk + Wahana: Rp 10.000
Tiket Titian Asmorodono: Rp 5.000
Sewa Pondok Wisata: Rp 500.000
Sewa Lahan Outbond: Rp 150.000
Sewa Aula: Rp. 100.000
Sewa Tenda: Rp 100.000
ATV: Rp. 50.000
Kayu bakar:
Ikat Besar: Rp 40.000
Ikat Kecil: Rp 20.000

Jam Buka Kampung Sekar Jinggo

Senin – Minggu: 08.00-17.000

Tiket Parkir Kendaraan

Tiket Parkir: Gratis / Free

Setelah menghadiri acara soft launching sebuah hotel baru di kawasan Tawangmangu, jam tangan Jejaka baru menunjukkan pukul 13.30. Masih terlalu dini untuk pulang. Kami pun memutuskan untuk menuju ke suatu lokasi yang bisa dibilang masih baru di Tawangmangu. Dan kebetulan lagi, lokasinya tidak begitu jauh. Tanpa pikir panjang, kami pun tancap gas menuju wisata tersebut.

 



 

Meskipun sang mentari tengah memancarkan kehangatan sinarnya. Namun, udara sejuk pegunungan yang Jejaka rasakan setia menemani perjalanan kali ini. Menyusuri Jalan Raya Tawangmangu yang terus menanjak, sampailah kami di sebuah gang menuju ke wisata Sekipan. Begitu memasuki gang, jalannya tidak semulus perjalanan tadi. Kali ini Berupa cor semen yang sudah mulai pecah dan terkelupas. Ditambah, banyaknya markah kejut sedikit membuat kurang nyaman perjalanan. Lebih masuk lagi ternyata tidak semakin membaik. Bisa dibilang malah semakin parah, hanya berupa batu-batu yang ditata. Entahlah, apakah memang sengaja berkonsep seperti ini. Jika sobat Jejaka menaiki kendaraan roda dua, harus pintar-pintar memilih jalan ya.

 

Tak berselang lama, tibalah kami di depan pintu gerbang masuk wisata. Gerbangnya pun terbilang unik, bergaya ala-ala suku pedalaman. Yang paling menonjol, adanya dua buah tombak besar yang dibawahnya terdapat tulisan “Kampung Sekar Jinggo Sekipan”. Melihat namanya, terlintas dipikiran kami ini mungkin hanya sebuah taman yang memiliki banyak bunga berwarna jingga. Pasti membosankan. Dan ternyata kami salah.

Gapura Masuk Kampung Sekar Jinggo Sekipan, Tawangmangu

Sepi, sejuk, dan sunyi. Kesan pertama Jejaka saat sampai di Kampung Sekar Jinggo ini. Kami tidak melihat wisatawan yang berlalu lalang. Padahal ini weekend. Entah karena wisata ini masih baru, atau karena kami datangnya mendekati sore hari. Yang Jejaka lihat, seorang pria muda, berkacamata, berambut panjang, dan duduk sendirian di sebuah pondok kecil. Tangannya tengah asik bermain handphone dan mendengarkan alunan lagu dari dua speaker kecil di depannya. Lagunya pun juga akrab di telinga Jejaka.

 

Saat kami perlahan mendekati pria tersebut, dia mulai menaruh handphone kesayangannya dan mengecilkan suara speakernya. “Selamat datang di Sekar Jinggo,” sapanya lembut dengan sedikit senyum yang mengembang. Kemudian, dia menerangkan harga tiket masuk dan wahana yang ada. Melihat tidak begitu banyak pengunjung pada saat itu. Jejaka pun memberanikan diri untuk mengajaknya ngobrol dan berkenalan.

 

Namanya Mas Koko, dia bertugas menjaga loket dari pukul 08.00 hingga 17.00. Selain mas Koko ada empat rekannya lagi. Ada Mas Itik dan Pak Budi, bertugas mengelola area wahana; Mas Menthuk, mengelola pondok wisata; dan Mas Heru, mengelola Titian Asmorodono. Kampung Sekar Jinggo sendiri memiliki konsep wisata alam. Selama merintis usaha ini, banyak suka duka yang mereka lalui. Terutama yang paling dikeluhkan, adalah akses jalan yang belum maksimal.

 

Tak terasa sudah 45 menit kami mengobrol. Selama itu pula Jejaka amati, masih belum ada tambahan pengunjung yang datang. Kami pun mengajak Mas Koko, untuk memandu berkeliling Kampung Sekar Jinggo. Dan untungnya, dia menyanggupi ajakan kami. Dan informasi dari Mas Koko memang belum banyak wisatawan yang berkunjung ke Kampung Sekar Jinggo Sekipan ini. Rata-rata per hari baru sekitar 50 an pengunjung.

Wahana Sirkuit ATV di wisata Sekar Jinggo Sekipan

Sirkuit ATV, wahana pertama yang Jejaka kunjungi. Tempatnya, tepat disebelah kiri pintu masuk. Lokasinya tidak begitu besar. Walaupun belum jadi sepenuhnya, namun sirkuit ini sudah bisa dilintasi. Melewati sungai kecil, track turunan dan tanjakkan, serta dibalut dengan rimbunnya pepohonan, adrenaline-mu pasti bakal terpacu. Sobat Jejaka akan diajak merasakan sensasi trabasan saat melintasi sirkuit ini.

 

Setelah mengelilingi sirkuit ATV, Mas Koko mengajak Jejaka ke wahana rumah pohon. Dan saat diajak melintasi jembatan menuju ke wahana ini, sebenarnya Jejaka sedikit ragu. Tapi Mas Koko berhasil meyakinkan kami, bahwa jembatan ini sangat kokoh. Meskipun terbuat dari batang kayu. Langkah demi langkah dan akhirnya sampailah Jejaka di rumah pohon. Di dalamnya, terdapat papan layaknya tempat tidur serta dapur dan kelambu bercorak rumah suku pedalaman.  Oh ya Sobat Jejaka, jangan berharap bisa menginap di dalam rumah pohon ini ya. Karena wahana ini hanya diperuntukan sebagai spot foto saja. Dan dijamin foto kalian di sini pasti instagramable banget.

 

Rute selanjutnya mengantarkan Jejaka ke wahana Ndusun Inspirasi. Jejaka pun sedikit penasaran dengan penamaan wahana ini. Dan ternyata menurut Mas Koko, di wahana ini merupakan tempat munculnya ide-ide Mas Itik dan Pak Budi, dalam membangun wahana di Kampung Sekar Jinggo. Baik dari riset, perancangan hingga proses pembuatan. Di Ndusun Inspirasi, banyak terdapat rumah-rumah unik yang terbuat dari batang pohon pinus. Dijamin sangat instagenic deh. Hasrat berswa foto Sobat Jejaka akan terpuaskan di sini.

 

Kami melangkah lagi, disebelahnya ada taman Sekar Jinggo. Di sini terdapat tanaman hias berwarna warni yang ditata rapi dan sangat indah. Beberapa gazebo sederhana disediakan bagi pengunjung yang ingin beristirahat, sambil menikmati keindahan taman. Ukiran tokoh pewayangan Punokawan berukuran besar, menjadi pelengkap dekorasi di taman ini. Kami juga menemui bangku-bangku dari batang pohon pinus, ayunan kayu, dan sebuah aula yang belum jadi sepenuhnya. Terdapat pula area datar yang lumayan luas untuk arena bermain dan cocok digunakan sebagai lokasi outbond.

Camping Ground Sekar Jinggo Sekipan Tawangmangu

Buat sobat Jejaka yang ingin merasakan sensasi menginap di dalam hutan. Tenang, Kampung Sekar Jinggo juga menyediakan fasilitas berupa pemondokan. Sobat Jejaka bisa menyewanya. Untuk yang ingin merasakan berpetualang di alam bebas, telah disediakan juga tenda-tenda yang siap pakai di lokasi camping ground. Sobat Jejaka tidak direpotkan lagi untuk membawa peralatan camping dari rumah.

 

Telaga Tempuran, sangat cocok bagi yang suka bermain air. Airnya pun cukup jernih dan dingin khas pegunungan. Meski tidak begitu besar, tapi cukup untuk memuaskan hasrat berenang sobat Jejaka. Apalagi, disekeliling Telaga Tempuran, dipenuhi pohon pinus dan taman bunga yang semakin menambah keasriannya. Di telaga inilah sinar matahari bebas bersinar penuh semangat. Menyilaukan setiap mata yang mencoba menatapnya. Sobat Jejaka bisa berjemur sekadar untuk menghangatkan badan, seperti yang Jejaka lakukan. Setelah puas berenang, sobat Jejaka bisa menikmati makanan khas pedesaan. Kantin ini berada di seberang telaga. Sementara ini, kantin ini baru buka pas weekend aja ya.

 



 

Masih kurang puas mengisi galeri foto? Sobat Jejaka Bisa mengunjungi wahana Kampung Anak Dalam. Wahana ini mengambil konsep pedesaan suku Asmat yang ada di Irian, komplet dengan dekorasi-dekorasi khas suku Asmat. Lokasi ini berada paling ujung di Kampung Sekar Jinggo. Untuk menuju lokasi ini, terlebih dahulu sobat Jejaka harus melewati jembatan yang terbuat dari batang pohon.

 

Sebenarnya ada yang paling menarik dari sekian wahana yang ada di Kampung Sekar Jinggo Sekipan ini. Yaitu, jembatan pohon atau Skybridge, yang diberi nama “Titian Asmorodono”. Mengapa menarik? Karena wahana ini tidak ada di tempat wisata lain di wilayah Karanganyar. Dan ini benar-benar berbeda. Karena sobat Jejaka akan diajak melintasi rimbunnya pohon pinus yang menjulang tinggi dengan jembatan beralaskan kayu. Dimana jembatan ini ditopang oleh pohon pinus yang dilewatinya. Suara daun pinus bergesekan diterpa angin menjadi melodi alam yang menemani perjalanan Jejaka kala melewati jembatan ini. Sempat terbayang jika wisata ini dilengkapi dengan lampu-lampu yang menghiasinya. Mungkin akan semakin romantis dan dramatis saat di malam hari. Hehehe.

 

Sejuknya udara sempat melenakan kami. Tidak terasa matahari sudah semakin rendah mendekati batas cakrawala. Sebenarnya masih betah berlama-lama. Tapi kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan di Kampung Sekar Jinggo Sekipan. Kami pun berpamitan dengan Mas Koko yang sudah setia menemani kami berkeliling.

 

Rute Menuju Lokasi Kampung Sekar Jinggo

Dari Palur – Terminal Tawangmangu ke timur – sekitar 3 Km belok kanan masuk gang ke wisata Sekipan – Mentok belok kiri – Masuk wisata Sekipan Camp – Lurus – Sampai di lokasi

Galery Foto Kampung Sekar Jinggo Sekipan

JELAJAH ALAM

Pin It on Pinterest

Share This